Sabtu, 11 Mei 2013

Kelas #akber55 Political Branding

Hallo Akberian!!
Pernah dengar tentang Political Branding? Nah kemarin nih, Akbersolo bikin kelas Political Branding. Kebetulan tema kelas ini belum pernah dihadirkan di kelas Akbersolo. Jadi ini perdana niiiih. hehe
Guru dari kelas Political Branding ini adalah Bapak @silih, seorang yang memang sudah ahli dalam political branding, terutama dunia politik. Penasaran apa aja yang di bahas kemarin? Berikut ulasan kelas #akber55 "Political Branding".

Embedded image permalink
Para peserta sedang menyimak materi yang disampaikan oleh Pak Silih.



Berikut live tweetnya :
  • Reputasi juga dbentuk oleh interpretasi diantara stakeholder, baik internal maupun eksternal, dan kejadian2 di luar kendali manajemen
  • Di political branding, basis interpretasi adalah pemikiran kita tentang seorang tokoh politik tertentu
  • Tokoh-tokoh incumbent memiliki kekuatan di bidang struktur kepegawaian
  • Ada sekitar 55 juta pengguna internet di Indonesia. 63% pemilih di jawa adl anak muda
  • Spread sosial media besar, tapi kebanyakan anak muda tidak punya daya beli. bagus untuk politik, kurang untuk komersil
  • Sebagian besar pengakses internet mengakses lewat ponsel
  • Kelompok usia 15-39 (94%) mendominasi dalam penggunaan sosial media
  • Konsumsi internet kedua terbesar setelah TV, sebagian besar waktu di internet untuk jejaring sosial.
  • Pengguna facebook di Indonesia didominasi 18-34 th lebih dr 50juta orang, lelaki pengguna 51%.
  • Jakarta = ibu kota twitter asia. plg tinggi tingkat ngetweet nya di Asia.
  • Spread political branding di twitter sangat tinggi
  • Namun, penggunaan political branding di twitter masih sedikit
  • 'Banjir' percakapan digital di indonesia: 5,02 juta status fb dan 7,35 juta tweet per hari
  • Saat bicara tentang political branding, kita jg harus bicara tentang Word of Mouth
  • Word of mouth secara simpel = bagaimana orang bisa bicara tentang brand kita
  • Produk menjadi generik saat brand disebut ketika kita ingin menyebut produk tertentu
  • Brand menjadi generik adalah hal yang buruk saat orang-orang menyebut brand kita tetapi tidak melakukan pembelian
  • Untuk political branding, twitter seorang politikus harus berguna, tidak hanya menjadi baik
Ada 5 level dalam branding 
  • Pertama, awareness = orang tahu bahwa produk kita ada.
  • Kedua, brand equity = orang aware, dan menganggap brand kita bagus.
  • Ketiga, brand choosen = brand menjadi merk yg dipilih utk dibeli. Permainan branding dimulai saat masuk ke fase ketiga, ada perilaku pembelian
  • Keempat, brand endorser = kita mempromosikan brand tersebut kepada org lain
  • Kelima, brand evangelist = hidup mati, brand tsb. contoh, men-tattoo brand tsb di badan
  • 5 langkah branding ini juga bs digunakan di politik


  • Word of mouth bs dbentuk ketika org ketiga yg memulai bukan dprakarsai scr sengaja
  • Bilboard bs efektif dgunakan saat membangun awareness saja
  • Di Indonesia, branding bs dlakukan dg offline gathering / bbuat offline, kmudian lbh bgs jika dicapture dan dtweet oleh pihak ketiga
  • Politikus melakukan black campaign di kota besar deperti Jakarta, malah akan menarik simpati masyarakat kepada orang yang dijelek-jelekkan, berbalik


Embedded image permalink
Foto bersama di akhir kelas.

Nah kelas kali ini lumayan rame nih, tenyata bagus juga nih responnya Akberian Solo yang mau tau soal politik. Simak terus ya kelas Akber Solo selanjutnya karena kelas kita ke depannya masih padat, dan seru- seru pastinya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar